Budidaya Cacing Sebagai Solusi Sampah Organik Yang Dimulai Oleh Kepala Dan Sekertaris Desa Sigerongan

  • Sep 29, 2023
  • admin desa sigerongan

Sigerongan – kepala desa sigerongan memulai budidaya cacing ANC untuk pengurangan sampah organik. Ini adalah salas satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah organic yang dapat dimanfaatkan, semua sampah-sampah organik dijadikan makanan oleh cacaing. Cacing tanah yang umum dibudidayakan adalah ANC dan LR (Lumbricus Rubellus). Perkembangbiakan cacing yaitu dengan cara bertelur, setiap individu cacing dewasa mengeluarkan satu telur setiap bulannya dan satu telur cacing dapat berisi anakan cacing 2-14 ekor. Tubuh cacing juga mengandung antibiotik / antibakteri yang sangat baik sehingga kebal terhadap berbagai macam penyakit.

     Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum Annelida dimana umumnya ditemukan hidup di tanah memakan bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Sistem reproduksi cacing tanah bersifat hermaprodit atau memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina sekaligus, sehingga perkembangan cacing relatif cepat (rata-rata 2 kali lipat setiap bulannya). Siklus cacing tanah bisa hidup antara 1-5 tahun, namun rata-rata hidup selama 2 tahun dengan masa produktif/dewasa pada usia 2-12 bulan. Selain daun,  cacing juga suka makan akar tanaman yang sudah membusuk dan cacing juga suka makan makhluk kecil, dengan ini Solusi untuk mengatasi permasalahan sampah organik, jadi semua sampah-sampah organik dijadikan makanan oleh cacaing

     Pada saat melakukan budidaya perlu diperhatikan media yang digunakan, karena cacing sangat peka terhadap lingkungan tempat hidupnya. Cacing akan berkembang optimal pada suhu dingin dan lembab. Cacing dapat dikembangbiakkan di berbagai model tempat tergantung lokasi, misalnya dikembangkan dalam model rak kayu/bambu, rak terpal, rak beton, rak besi. Sementara untuk tempatnya bisa menggunakan kotak kayu, kotak palstik, keranjang buah, kotak dari bahan batako dan batu bata. Budidaya cacing juga bisa langsung dibuat diatas permukaan tanah tanpa alas, berupa gundukan tanah atau bahkan dengan tanah digali dengan kedalaman 20–30 cm dengan syarat tidak terjadi genangan air saat hujan. Didesa sigerongan sudah mulai membudidayakan cacing ANC ini yang dimulai dari bapak kepala desa dan sekertaris desa yang berlokasi di rumah bapak kepala desa. Dengan Hal yang unik dalam budidaya cacing ini adalah pengadaan bibitnya hanya dilakukan satu kali saja pada saat tebar bibit pertama..

     Media untuk hidup cacing dapat dikatakan sangat mudah untuk didapatkan, karena hampir semua bahan organik bisa berfungsi sebagai media sekaligus pakan cacing. Media yang umum digunakan dalam budidaya cacing seperti : kotoran hewan, cacahan debog pisang, serbuk kayu, jerami padi, , serabut kelapa, kompos daun dengan catatan media tersebut bersifat gembur, lembab agar cacing bisa tumbuh optimal dan merangsang cacing untuk terus bergerak khususnya untuk kegiatan makan, kawin maupun pindah tempat. Kelembaban media perlu dijaga dengan melakukan penyiraman seminggu sekali. Masa panen pertama dapat dilakukan setelah 40-60 hari tebar indukan, dengan cara mengambil cacing besar dan meninggalkan cacing kecil/cacing remaja. Posisi cacing dewasa sebagian besar diarea pinggir, sehingga saat panen cukup diambil bagian pinggir saja. Disarankan untuk panen dilakukan secara rutin dan terjadwal sehingga regenerasi cacing terjaga. Jum’at 28/09/2023

 

Lingsar, Sigerongan/FDIK/Dwi Khatami Darmawan, Aminatussolah